Pada Sabtu (17/5/2025) diadakan pengajian keliling IPM SMP Muhammadiyah 11 Surabaya. Kegiatan itu dilaksanakan di masjid Al-Iman, jalan Petemon Sidomulyo 1/26. Tema yang dikupas adalah empat permata yang dimiliki manusia. Mubalig dalam acara tersebut adalah Irwan Hasan MPdI.
Pada awal kajian anggota Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur itu mengatakan bahwa manusia terlahir dalam posisi yang sama. Namun, seiring berjalannya waktu, manusia bisa menjadi hebat, biasa saja, atau tidak hebat sama sekali.
Ada tiga potensi awal yang dimiliki manusia ketika lahir. Potensi itu adalah pendengaran, penglihatan, dan hati. Allah berfirman dalam surah An Nahl ayat ke-78 yang artinya:
“Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur.”

Tiga potensi itu jika dimanfaatkan akan membuat manusia menjadi hebat. Begitu pun juga sebaliknya. “Orang yang tidak memperhatikan penjelasan guru tidak akan menjadi orang hebat,” tegas ustadz Irwan.
Dalam surah Al A’raaf ayat ke-179 Allah memberikan suatu perumpamaan bagi orang-orang yang tidak memanfaatkan potensi itu. Allah berfirman yang artinya:
“Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan banyak dari kalangan jin dan manusia untuk (masuk neraka) Jahanam (karena kesesatan mereka). Mereka memiliki hati yang tidak mereka pergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan memiliki mata yang tidak mereka pergunakan untuk melihat (ayat-ayat Allah), serta memiliki telinga yang tidak mereka pergunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.”
Selanjutnya, Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya itu menjelaskan hadits tentang empat permata dalam diri manusia. Empat permata itu adalah akal, agama, sifat malu, dan amal saleh.
Akal harus selalu digunakan dan diasah agar bermanfaat. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya. Menggunakan akal secara optimal juga dapat menambah relasi.
Waka Ismuba SD Muhammadiyah 11 Surabaya itu lalu berpesan agar di manapun dan kapanpun siswa berada, perilakunya harus berlandaskan Islam. “Agama adalah fondasi. Hati-hati dalam bergaul. Jangan mudah terpengaruh,” imbuhnya.
Hadirin juga dimotivasi agar memiliki rasa malu yang benar. Misalnya, malu karena tidak bisa menjadi orang yang bermanfaat. Tempatkan rasa malu di tempat yang benar.
Pada akhir kajian, terkait amal saleh, ustadz Irwan menyampaikan dua ayat yakni Al Munafiqun ayat ke-10 dan Al Kahfi ayat ke-46.
Allah berfirman dalam surah Al Munafiqun ayat ke-10 yang artinya “Infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami anugerahkan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antaramu. Dia lalu berkata (sambil menyesal), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)-ku sedikit waktu lagi, aku akan dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang saleh.”
Allah berfirman dalam surah Al Kahfi ayat ke-46 yang artinya “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, sedangkan amal kebajikan yang abadi (pahalanya) adalah lebih baik balasannya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”
(Fikri)